Haha Hihi Calon Pimpinan

Januari 01, 2013

Saya bangga!! saya kagum!!

kepada mereka yang dengan gagah berani memasang wajahnya pada spanduk-spanduk, baliho-baliho, ataupun  selebaran-selebaran yang bertebaran sepanjang jalan jauh mata memandang. Mereka adalah manusia-manusia hebat nanperkasa, tak ada rasa takut apalagi malu-malu yang ditampakkan dari raut wajahnya. Berbagai rupa terpampang dengan meriahnya, menambah keindahan setiap sudut-sudut jalan dan dimanapun itu asalkan bisa dipajang dengan berbagai ukuran serta retorika, slogan dan kalimat-kalimat iklan yang saling bersaingan.
Saya bangga!! saya kagum!!

kepada mereka yang tanpa ragu mempertontonkan wajahnya yang ganteng, gagah, wajah bercahaya, kulit bersih, senyum menawan, badan tegak, memakai jas, dasi dan peci. Seperti menggambarkan seorang yang berperawakan berwibawa, arif, bijaksana, berpendidikan dan tentunya soleh(karena pecinya). Kita tak perlulah mencarinya kemana-mana, sebab tak dicaripun kita akan menemukannya(pokoknya disemua tempat ada).
Saya pribadi sangatlah bangga kepada mereka-mereka ini, (kenapa?) ya itu tadi, karena mereka berani. Pokoknya berani melakukan apa saja; berani tampil dimuka umum, berani berjanji, berani bertanggungjawab(mungkin), berani mengeluarkan banyak uang, berani berkorban waktu, tenaga dan berani lainnya. Sedangkan saya yang notabene lebih sering menyendiri, pemalu, minder, deman panggung, gak PD-an, dan lain sebagainya. Yang intinya, tidak berani seperti mereka-mereka tadi.

Itulah berbagai jenis, berbagai macam, calon-calon pimpinan kita nantinya, yang berlomba jadi pemenang dan pemenanglah yang akan menjadi penguasa. Pertarungan mereka-mereka ini akan ditentukan oleh pemimpin tertinggi dalam rumah agung demokrasi(namun paling rendah dalam kasta bernegara). Siapakah dia? ya dia itu kita, siapa kita? kita adalah rakyat. Rakyat yang selalu setia(melarat) pada pemerintah. Saking setianya; sering sekali ditipu, dibodohi, diperbudak, diiming-imingi sesuatu yang palsu, tapi tetap saja menerimanya dengan lapang dada (mau tak mau harus mau).
Saya hanya bisa sedikit berpendapat, namun tidak banyak tahu dengan yang namanya politik, apalagi berbicara sampai mulut berbusa mengenai calon-calon pimpinan, partai politik, dan apapun yang berbau itu.
Ketika ada yang menantang berdebat, saya akan mengangkat sapu tangan putih, menyerah sebelum berperang, atau abstain. Namun ketika ada yang memaksa saya untuk tidak diam saja dan harus angkat bicara, yang bisa saya katakan hanyalah:

Saya bangga!! saya kagum kepada mereka!!

Tulisan : ancha aras jespol

You Might Also Like

0 komentar

Mahluk ciptaan yang paling sempurna adalah manusia