In
Catatan Kecil,
ya.
"Saya tak pernah mempermasalahkan kau punya uang banyak atau tidak, tapi saya takut ketika kau mulai kehilangan semangat dan kekuatan untuk tetap hidup ! Bertahanlah kawan !"
- anjoenk D.jespol
In
Catatan Kecil,
Kita, kamu, Dia dan mereka semua, pastilah mempunyai tujuan hidup ?
Jika kita pedagang, yang siang malamnya otak kita dipenuhi dagangan terus menerus,
shalatpun dipenuhi dengan doa-doa agar dagangannya laris,
tahajjud pun minta itu,
bahkan ketika kita naik haji pun permintaannya didepan ka'bah tak jauh dari itu.
Rela puasa n Dawud biar dagangannya laku,
dan kalau sedekah selalu minta doa pada yang disedakahi agar dagangannya laku.
maka tertib yang kita bangun adalah tertib seorang pedagang tulen,
dimana tujuan hidup kita hanya benar-benar menjadi pedagang,Tak lebih.
"Bahkan shalat,puasa,sedekah dan haji pun diarahkan untuk menyukseskan diri untuk menjadi seorang pedagang"
Demikian Pula jika kita beprofesi yang lainnya.
Jika kita pedagang, yang siang malamnya otak kita dipenuhi dagangan terus menerus,
shalatpun dipenuhi dengan doa-doa agar dagangannya laris,
tahajjud pun minta itu,
bahkan ketika kita naik haji pun permintaannya didepan ka'bah tak jauh dari itu.
Rela puasa n Dawud biar dagangannya laku,
dan kalau sedekah selalu minta doa pada yang disedakahi agar dagangannya laku.
maka tertib yang kita bangun adalah tertib seorang pedagang tulen,
dimana tujuan hidup kita hanya benar-benar menjadi pedagang,Tak lebih.
"Bahkan shalat,puasa,sedekah dan haji pun diarahkan untuk menyukseskan diri untuk menjadi seorang pedagang"
- Mbah Dipo -
Negeri genthonesia
------------------------------------------------------------------------------------------------------------Demikian Pula jika kita beprofesi yang lainnya.
Dihari yang sebagian orang sebut hari spesial karena ia memang spesial, pada nyatanya :)hari itu terus terulang dan terulang hingga saatnya nanti takkan ada dan hilang.
Minggu 5 februari 89, adalah hari dimana saya hadir dan mewarnai dunia yang belum akrab sampai saat ini, dan tanggal itu terulang lagi dihari selasa 5 februari 2013, tepat ketika saya berumur 24 tahun, hari yang bikin membuat saya merinding sekaligus bahagia...
hari dimana kita mengingat hidup kita semakin sedikit saja didunia yang hebat atau kacau ini...
Yaaa, tapi itulah sebuah kehidupan..
Terimakasih buat nafas, karunia, rejeki, dan semuanya buat pencipta alam semesta ini Allah swt,
terimakasih buat sobat,saudara,keluarga atas semua doa dan ucapannya.
semoga semuanya bisa saya wujudkan,aamiin.
Semoga dihari mengingat kapan saya lahir ini, bisa melakukan suatu perubahan demi perubahan menuju kehidupan dunia akhirat yang lebih baik, aamiin.
Selamat hari mengingat juga buat ibu saya :)5 februari 1951Bahagia selalu Bu. :D
"Perkara melihat ke belakang adalah
perkara menguras emosi,
perkara menguras emosi,
sedangkan perkara menatap masa depan adalah perkara menguras energi"
— Hanif ar Raya —
Cerita Motivasi | Matahari bersinar dengan lembut, udara pagi masuk ke ruang kamar yang remang-remang membuat udara kamar menjadi sangat menyegarkan. Pagi itu terdengar juga suara burung berkicau tapi tidak bersahutan, mungkin si burung sedang membangunkan teman-teman burung lainnya yang masih terlelap.
Pagi itu, Ucup terbangun dengan sebuah pikiran berkecamuk di kepalanya. “Sudah bulan apa ini?” .. “Bagaimana dengan pencapaianku tahun ini?” .. “Bagaimana dengan target-targetku yang aku sudah ucapkan di awal tahun?” .. “Bagaimana dengan cita-citaku memberikan ‘lebih’ untuk kedua orang tuaku?”
Ucup tidak segera bangun, tapi ia tetap tinggal di atas kasurnya, setengah terpejam, sambil memikirkan jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang menghujam pikirannya itu. Terngiang ucapannya yang ia ucapkan kepada ibundanya di awal tahun..“Ibu, mohon doakan aku, tahun ini aku akan melipat gandakan penghasilanku melalui usahaku, aku ingin membahagiakan Ibu dengan hasil itu. Mohon doa restunya”.
Begitu ucapnya, janjinya, cita-citanya yang ia ungkapkan di hadapan sang Ibunda tercintanya. Tak terasa setitik air mata menetes di ujung mata yang masih terpejam itu. Mengingat selama ini Ucup merasa usahanya belum maksimal, ia lebih banyak bermain-main, melakukan hal-hal yang bukan seharusnya menjadi prioritasnya.
“Usia Ibu tidak muda lagi, kapan kamu mau mulai membalas jasa-jasanya?”
suara itu semakin memburunya..
“Wajah Ibu sudah mulai banyak berkerut di sana sini, kapan kamu mau membalas kebaikan-kebaikannya?”
suara itu kembali mengejarnya..
“Ibu memang tidak pernah meminta apa-apa, tapi apakah engkau tidak ingin melihatnya tersenyum sambil menangis karena bangga melihat anaknya berhasil?”
suara itu makin mengaduk emosinya..
Suara itu semakin membuat air matanya mengalir.. Ucup merasa berdosa, ia sangat mencintai Ibundanya tapi terkadang godaan dalam kesehariannya membuat ia lupa akan cita-citanya membahagiakan sang Ibu. Lingkungannya yang melenakan membuat ia lupa akan janjinya memberikan hanya yang terbaik untuk Ibundanya.
….
Sobat-Motty, bisa jadi kita adalah Ucup. Yang lupa bahwa kita harus membayar pengorbanan Ibu kita membesarkan kita dengan sepenuh cinta. Yang harus membuat bangga Ayah dengan kita menjadi manusia yang berhasil.Yang bisa membuat Ayah dan Ibu berkata
“Ini anakku.. aku bangga kepadanya!”
Selamat berbuat lebih banyak, lebih baik, lebih cepat.. Waktu kita ngga banyak Sobat #BigHUG .. Mohon tinggalkan komentar di bawah tulisan ini ya..
See you in the SKY!
#semoga kita lebih semangat dan bangkit :)
Didesa ada seorang anak yang sangat malas, kebiasaannya hanya jalan kiri kanan, entah kemana..
Dan akhirnya ia pun lulus sma dengan hasil memuaskan, sangat memuaskan malah dengan isi kepala yang hanya sedikit saja :)
Dia pun beranjak kekota besar untuk menuntut ilmu(kuliah), nuntut sembako juga, nuntut negara, sama nuntut kosan, hahahahaah...
karena keterbatasan materi dari kampung, akhirnya ia berjualan apa saja yang bisa dijual dan bisa menjadi uang,dan tetap yang halal yaa. Dengan perjuangan yang mudah dan pemikiran yang sebentar,.. ( Apaaa,.. perjuangannya agak sulit sob, pikirnyapun berabad2 sampe akhirnya bisa jualan ini itu). Dari hasil penjualan ini itu, dan skill yang juga pas-pasan, satu persatu semua bisa kebeli, mulai dari baju yang bagus,sampai makan yang enak...
Lama berselang, kalau begini terus kagak nabung kapan bisa buka usaha sendiri yeee....
akhirnya ngumpulin uangnya sedikit demi sedikit saja, uang dari kampung juga dikumpulin buat nambah tabungan, diulang terus,terus,terus akhirnya kekumpul juga.. hehehehhe CAYOOOO..
Hasil dari tabungannya dibuat usaha kecil-kecilan yang berpenghasilan tengah-tengah hehehhehe
dengan susah payah,komat kamit,jalan sampai berlari, makin lama makin maju...
Hingga tiba saatnya (ini kayak sinetron yang gak kuat baca,jangan nangis yaa)
Si Anak dihadapkan antara kekokohan usaha dan tanggung jawab, akhirnya dengan semangat yang sudah dibawah derajat, ia merelakan uasahanya demi sebuah tanggung jawab yang cukup besar dan mempercayakan kepada si tanggung jawab #Eaaaa..
Lepas sudah yaaa..... :')
Kecewanya minta ampun deh, jangan ditanya deh.. seberapa kecewa :")
banyangkan saja pengorbanan bertubi-tubi datang menghadang, bagai tak ada hentinya saja.. demi mempercayakan tanggung jawab itu, sayang nasib tak berpihak dengan si Anak itu.
Tanggung jawab itu seakan lepas hilang entah kemana, kenurani kalii yaa yang sudah menjadi binatang :)
sampai sekarang si anak masih berpikir sepanjang malam, apaa yaa yang salah dan hikmah apaa yaa yang bisa dia ambil dari semua tragedi yang dihadapkan pada hidupnya :)
Bertahun-tahun dikumpul, menahan godaan, menyisihkan keuangan demi sesuatu, si uang sudah terkumpul, malah hilang dengan sekejap #PARAAAHHH
" PENGORBANAN YANG BESAR, AKAN MENGHASILKAN KEKECEWAAN YANG BESAR KETIKA IA MENGHILANG DENGAN SEKEJAP"