In
Men-Dongeng
Entah kenapa, saya jadi ingat sesuatu saat malam menjelang subuh. Saat itu saya sedang berada diruang tunggu bandara dan hendak bepergian ke luar kota. Tanpa sengaja saya mendengar obrolan seorang ibu dan anaknya yang mungkin masih duduk di sekolah dasar. Seingat saya ia berbicara ke anaknya, gini.
Ibu : nak kamu lihat bapak yang sedang membersihkan kaca itu?
Anak : yang mana ma?
Ibu : yang itu, sambil menunjuk ke arah jendela yang sedang dibersihkan oleh bapak itu.
Anak : liat ma, emang kenapa?
Ibu : kalo kamu belajarnya gak rajin dan sekolahnya putus, kamu bisa jadi seperti itu. Nanti teman-teman kamu dan keluarga bakal ngeremehin kamu. Dan hidup kamu bakal sengsara.
Anak : seketika kaget, "iya ma" dan langsung terdiam. Terlihat dari espresi wajahnya yang langsung layu.
Seketika itu juga saya berpikir dengan wajah sedih, saya berbicara dalam hati, apa iya yaa. Anak sekecil itu di beri doktrin yang sebegitunya, khawatir saya, besar ia akan menjadi anak yang menilai orang-orang yang tak seberuntung dirinya, dengan menganggap semua orang yang bekerja tak layak itu tak bekerja keras dengan baik. Atau malah-malah akan menjadi anak yang egois atau suka dipuji.
Seandainya kita sebagai orang tua atau kelak akan menjadi orang tua, mau sedikit belajar dan mengubah pola pikir kita. Mungkin dunia akan lebih baik. Saya berharap obrolannya dapat diubah seperti ini.
Ibu : nak kamu lihat bapak yang sedang membersihkan kaca itu?
Anak : yang mana ma?
Ibu : yang itu, sambil menunjuk ke arah jendela yang sedang dibersihkan oleh bapak itu.
Anak : liat ma, emang kenapa?
Ibu : kelak nanti kalo kamu sudah jadi orang sukses dan memiliki pendapatan yang lebih dengan belajar yang rajin, jangan lupa untuk meluangkan sedikit ilmu dan rejekimu untuk membantu hidup bapak itu. Atau siapapun yang kau temui yang tak seberuntung kita.
Semoga dengan begitu kita menjadi bagian kecil untuk merubah kehidupan orang lain menjadi lebih baik.
Tulisan tambahan dari otak saya.
Jika ingin hidup kita damai dan bahagia, jawabannya ya bekerja karena mimpi tanpa aksi itu sekedar basa-basi. Lalu dengan kesungguhan, dengan jujur dan penuh rasa syukur.
Hiduplah sejatinya manusia, jangan pernah membebani diri dengan omong kosong selayaknya gengsi dan pengakuan. Yang Ingin selalu di sanjung dan di puja. Gunakanlah ilmu yang dipunya untuk dibagikan kembali ke orang-orang. Jika pendapatanmu berlebih, simpanlah untuk membantu orang-orang di sekitarmu yang kekurangan.
Jangan pernah melihat orang dari sisi luarnya saja, dan menilai kita mengetahui segalanya.
Coba lihat bapak berdasi yang kelihatan sangat kaya itu, belum tentu ia bahagia dan betul-betul kaya. Sebab banyak dari kita lantaran gengsi dan panas, ikut-ikutan gaya dan beli, yang tak sanggup kita beli, akhirnya kita hanya ngutang sana dan sini. Dan berakhir?
Kenapa banyak yang gengsi, itu juga bukan karena kemauannya, banyak faktor di baliknya. Atau bisa jadi itu karena kita juga?
Tanpa sadar, kita kadang memperlakukan orang dengan sangat hebat, disanjung dan dipuja, dijunjung setinggi mungkin hanya karena kita melihat "kebendaan" atau apa yang dipakai orang itu.
Tanpa sadar kita betul-betul jarang menilai orang tanpa "kebendaan" semisal lihat itu si a, sekarang sudah punya ini itu, ia sangat sukses ya, dan si a itu orangnya gak pelit, sering ne-raktir kita ya. Gak sama si b, lihat sekarang mau temenan juga gak berdampak, neraktir juga jarang, bergaul ke kita juga jarang. Ah sudah *disensor pelit pula.
Contoh yang diatas ini, silahkan diterjemahkan sendiri? 😊
Kadang kitalah yang menjadikan seseorang seperti itu, tanpa sadar sekalipun. Ya kitalah yang membuat dunia ini menjadi semakin rumit dengan segala kerumitan yang ada.
Akhir kata, kebaikan itu tak dinilai dari seberapa besar kita nyumbang, seberapa besar kita mentraktir, seberapa besar kita berbenda.
Kebaikan itu dinilai saat kita sadar kita sedang berbuat baik, meskipun tak terlihat dan tak berharap nantinya di balikkan kembali.
Sebab kita sebahagian tahu, Sudah ada yang mengurusi itu semua. Jangan lupa banyakin senyum, tawa dan bahagia sebab ia menular. Jangan berhenti jadi baik. 😊